Selasa, 13 Januari 2015


Jenis Jenis Tari Bali Tari Bali

     Tari Bali adalah tarian yang berasal dari Bali. Tari Bali tidak selalu bergantung pada alur cerita. Tujuan utama penari Bali adalah untuk menarikan tiap tahap gerakan dan rangkaian dengan ekspresi penuh. Kecantikan tari Bali tampak pada gerakan-gerakan yang abstrak dan indah.    Tari-tari Bali yang paling dikenal antara lain Tari Pendet, Gabor, Baris, Sanghyang dan Legong. Tari Bali sebagian besar bermakna religius. Sejak tahun 1950-an, dengan perkembangan pariwisata yang pesat, beberapa tarian telah ditampilkan pada kegiatan-kegiatan di luar keagamaan dengan beberapa modifikasi.
     Tari Bali dapat dikategorikan menjadi tiga jenis, wali (sakral) atau bebali (upacara) dan balih-balihan (hiburan). Tari wali dan bebali dapat ditarikan di tempat dan waktu tertentu. Tari wali dipentaskan di halaman bagian dalam pura dan tari bebali di halaman tengah (jaba tengah). Sebaliknya tari balih-balihan ditarikan di halaman luar pura (jaba sisi) dalam acara yang bersifat hiburan.
 Berikut penjelasan lebih lanjut :
                                                          NON RELIGUS.
 1. Balih balihan 
 adalah jenis tarian yang bersifat non-religius dan cenderung menghibur.Ditampilkan di halaman depan atau luar pura.Jenis-jenisnya:
  • Janger adalah tarian pergaulan yang dibawakan oleh penari laki-laki maupun perempuan. Penari putri mengenakan mahkota berbentuk merak berwarna emas dan hiasan daun kelapa kering. Sebagian besar tarian ditampilkan dalam posisi duduk, dengan gerakan-gerakan tangan, bahu dan mata.



Kebyar dapat ditarikan secara tunggal berpasangan atau kelompok dan juga dalam sendratari . tarian ini diiringi oleh gamelan gong kebyar.



  • Legong adalah tarian yang diciptakan oleh Pangeran  Sukawati berdasarkan mimpinya melihat bidadari. Penari legong yang berjumlah 3 orang menari mengikuti permainan gamelan semar pagulingan.




  • Kecak adalah tarian beramai-ramai yang dibawakan di malam hari mengelilingi api unggun. Ditampilkan oleh seratus atau lebih pria sambil duduk, dipimpin oleh pendeta di tengah-tengah. Tari kecak tak diiringi musik, tapi hanya tepukan telapak tangan yang memukul bagian-bagian dari tubuh agar menghasilkan suara. Mereka mengucapkan kata-kata "cak, cak, cak" untuk menghasilkan suatu paduan suara unik.



                                                                RELIGIUS
2. Tari Bebali atau tarian sakral adalah tari yang pementasannya menunjang jalannya upacara yakni sebagai sarana pengiring. Tarian ini dipentaskan bersamaan dengan upacara berlangsung dan tarian ini mengungkap suatu ceritra, yang disesuikan dengan upacara yang diselenggarakan saat itu.


Tari Rejang adalah sebuah tarian kesenian rakyat/suku Bali yang ditampilkan secara khusus oleh perempuan dan untuk perempuan. Gerak-gerik tari ini sangat sederhana namun progresif dan lincah. Biasanya pagelaran tari Rejang diselenggarakan di pura pada waktu berlangsungnya suatu upacara adat atau upacara keagamaan Hindu Dharma.
Tarian ini dilakukan/ditarikan oleh penari-penari perempuan Bali dengan penuh rasa hidmat, penuh rasa pengabdian kepada Dewa Dewi Hindu dan penuh penjiwaan. Para penarinya mengenakan pakaian upacara yang meriah dengan banyak dekorasi-dekorasi, menari dengan berbaris melingkari halaman pura atau pelinggih yang kadang kala dilakukan dengan berpegang-pegangan tangan.



Tari Pendet pada awalnya merupakan tari  pemujaan yang banyak diperagakan di pura, tempat ibadat umat Hindu di Bali, Indonesia. Tarian ini melambangkan penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia. Lambat-laun, seiring perkembangan zaman, para seniman Bali mengubah Pendet menjadi "ucapan selamat datang"
Pendet merupakan pernyataan dari sebuah persembahan dalam bentuk tarian upacara. Tidak seperti halnya tarian-tarian pertunjukkan yang memerlukan pelatihan intensif, Pendet dapat ditarikan oleh semua orang, pemangkus pria dan wanita, dewasa maupun gadis.
Tarian ini diajarkan sekedar dengan mengikuti gerakan dan jarang dilakukan di banjar-banjar. Para gadis muda mengikuti gerakan dari para wanita yang lebih senior yang mengerti tanggung jawab mereka dalam memberikan contoh yang baik.
Tari putri ini memiliki pola gerak yang lebih dinamis daripada Tari Rejang yang dibawakan secara berkelompok atau berpasangan. Biasanya ditampilkan setelah Tari Rejang di halaman pura  dan biasanya menghadap ke arah suci (pelinggih) dengan mengenakan pakaian upacara.


 Sanghyang Dedari yakni tarian yang dibawakan oleh satu atau dua orang gadis kecil. Sebelum mereka mulai menari, diadakan upacara pedudusan (pengasapan) yang diiringi dengan nyanyian atau kecak dengan musik gending pelebongan, hingga mereka menjadi trance. Dalam keadaan tidak sadar itu, penari Sanghang diarak memakai peralatan yang lazimnya disebut joli (tandu). Di Desa Pesangkan, Karangasem, penari sanghyang menari di atas sepotong bambu yang dipikul, sedang di Kabupaten Bangli penari sanghyang menari di atas pundak seorang laki-laki. Jenis tari Sanghyang seperti ini juga dikenal dengan nama tari Sanghyang Dewa



Salah satu tarian sakaral di Bali adalah Tari Baris Gede. Tidak bisa dipentaskan disembarang tempat, hanya dipentaskan di pura-pura atau untuk keperluan upacara agama atau bisa dikatakan sebagai bagian pelengkap rentetan upacara agama, tidak seperti tarian lainnya seperti Kecak yang di pentaskan di objek wisata Uluwatu ataupun Barong di Batubulan, dipentaskan setiap hari untuk kebutuhan pariwisata.
Tari Baris Gede ini, merupakan tarian massal, dipentaskan oleh banyak penari oleh penari pria dalam jumlah tertentu sesuai arti di masing-masing desa, yang menunjukan wibawa dan kegagahan sekelompok prajurit. Dalam pementasannya masing-masing penari membawa senjata seperti tombak, cakra ataupun tameng kemudian mereka melakonkan perang tanding, karena mereka melambangkan prajurit pengawal yang menyambut serta mengiringi kedatangan para dewa yang turun ke bumi.
Bali memang memiliki beragam seni terpendam, yang menjadi warisan para leluhur, maka selain warisan hasil karya seni tidak mengherankan banyak terpendam budaya serta tradisi unik, masih berkembang lestari sampai saar ini. Tari Baris Gede ini sendiri sudah ada sejak abad ke-8 tergolong sudah cukup tua, masih digali infomasinya siapa sebenarnya yang menciptakannya. Tarian diyakini tidak akan lekang oleh jaman karena difungsikan untuk kebutuhan upacara agama.